Aquaponik
Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan
Pertumbuhan
daerah, terutama di wilayah perkotaan yang begitu pesat sangat berdampak pada
semakin berkurangnya lahan pertanian. Lahan-lahan yang dulunya lahan pertanian,
kini berubah menjadi pemukiman penduduk. Maka, memanfaatkan lahan yang ada
merupakan opsi yang bisa dipilih untuk terus mendukung pembangunan pertanian di
perkotaan. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam pemanfaatan pekarangan
adalah teknologi budidaya tanaman dengan metode aquaponik.
Sistem
Aquaponik adalah sistem yang menghubungkan budidaya ikan yang berprinsipkan
resirkulasi dengan produksi tanaman atau sayuran hidroponik, dimana pada sistem
ini terjadi daur ulang. Pada sistem Aquaponik, limbah dari budidaya ikan
merupakan input bagi sistem budidaya sayuran. Dalam sistem Aquaponik, sisa
pakan atau hasil metabolisme ikan (feses) masuk ke dalam sistem budidaya.
Selanjutnya
dengan bantuan pompa, air masuk ke dalam wadah pemeliharaan tanaman sebagai
media penyubur menyediakan nutrisi untuk tanaman dengan bantuan bakteri. Wadah
pemeliharaan tanaman menjadi filter biologi dalam menjaga kualitas air sehingga
mampu dimanfaatkan kembali oleh ikan.
Sejarahnya,
sistem Aquaponik ini sudah diperkenalkan sejak zaman peradaban Aztec. Bangsa
Aztec sudah memiliki sistem pertanian Chinampa yang dapat dikategorikan sebagai
bentuk awal Aquaponik.
Cara
kerja sistemnya adalah menumbuhkan tanaman di atas pulau buatan di danau
dangkal dan material organik dan limbah perkotaan dijadikan media tanam.
Alasan
mengapa sistem Aquaponik ini sangat baik untuk menjadi sistem budidaya di
perkotaan adalah pada sistem Aquaponik, nutrisi hidroponik yang harganya cukup
mahal sudah tergantikan dengan kotoran ikan sebagai nutrisi bagi tanaman.
Perawatan Aquaponik pun sangat mudah. Selain itu, sistem Aquaponik membuat
budidaya menjadi lebih produktif karena mampu menghasilkan ikan dan tanaman
dalam satu waktu.
Aquaponik
juga merupakan sistem budidaya yang organik karena bisa tetap hidup dengan
ekosistem alami dimana bakteri dan cacing akan mengubah ammonia dan sisa pakan
ikan menjadi nutrisi sayuran. Ini adalah proses organik. Tidak menggunakan
pestisida, karena ikan akan terpengaruh bahkan mati jika kena pestisida.
Dalam
sistem akuaponik ini, tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Apa saja sih,
kekurangan dan kelebihan itu? Yuk, disimak!
Kelebihan sistem akuaponik
- Dapat menghemat lahan dan memaksimalkan hasil yang didapat meskipun dilakukan pada lahan yang sempit.
- Pembudidaya dapat menghasilkan dua produk sekaligus yakni ikan yang merupakan sumber protein dan sayuran atau buahan-buahan yang merupakan sumber vitamin dan mineral.
- Mengenalkan produk hasil pertanian organik pada masyarakat yang tentunya lebih sehat dan berkualitas karena sistem ini tidak menggunakan bahan kimia sehingga hasil yang diperoleh aman untuk dikonsumsi.
- Sistem ini lebih hemat air dibandingkan jenis metode tanam lainnya yakni hanya 30% dari 100% air yang digunakan pada metode tanam konvensional.
- Mudah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan serta luas lahan yang dimiliki. Semua itu dapat dirancang dan diatur dengan baik bagi produksi skala rumah tangga maupun skala besar.
Sedangkan kelemahan sistem akuaponik ini antara lain :
- Biaya yang digunakan untuk membangun sistem dan perangkat pada awalnya memang cukup besar dan tidak ekonomis namun hasil yang didapat mungkin akan dapat membayar modal tersebut di lain hari. Biaya yang dikeluarkan biasanya digunakan untuk membeli segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem aquaponik tersebut.
- Membutuhkan listrik dan perawatan yang lebih optimal. Jenis metode ini kurang cocok digunakan pada daerah yang sering mengalami pemadaman listrik.
- Instalasi yang dibangun bergantung pada energi atau kontrol dari manusia. pH dan kadar oksigen harus selalu dijaga dan aerator harus selalu menyala karena jika dalam 30 menit ikan tidak mendapatkan oksigen maka ikan bisa mati dan tentunya hal ini akan merugikan petani (Urbanina, 2020).
Dalam
menerapkan sistem budidaya Aquaponik, ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik.
Alasannya adalah ikan yang akan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman.
Ikan yang biasanya dibudidayakan menggunakan sistem ini adalah ikan air tawar
seperti ikan Mas, Nila, Gurame, Lele, Patin dan lain sebagainya, tetapi yang
paling sering dipakai adalah ikan Nila.
Sedangkan
tanaman yang biasa digunakan pada sistem Aquaponik ini adalah tanaman pakcoy,
sawi, kangkung, selada dan lain-lain. Dengan aquaponik tanaman dapat ditanam
dengan kerapatan tinggi dengan sistem terapung di atas air. Sistem ini mampu
menampung hingga 10 kali lipat jumlah tanaman pada luasan yang sama. Dan setiap
akar tanaman selalu mendapat pasokan air yang kaya akan zat hara.
Pada
perkembangannya, melihat bahwa Aquaponik bukan hanya baik untuk sayuran hijau.
Aquaponik akan menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas
sayuran buah yang berkinerja baik adalah terung (ungu), tomat, cabe, melon dll.
Dengan
berbagai keunggulan Aquaponik, maka sangatlah banyak manfaatnya jika dilakukan
dengan optimal budidaya ini. Karena dengan menghadirkan Aquaponik, akan turut
membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran segar dan
ikan sebagai sumber protein, terutama pada daerah perkotaan dengan lahan yang
terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar